

Julius menuturkan, sebagai langkah awal untuk menggalang dana membantu kaum tuna netra, dia bersama para perintis lainnya bekerja keras menggelar acara Pesta Dansa yang saat itu sedang top dan digandrungi banyak orang. Atas bantuan Kedubes Australia, beberapa pejabat dan Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta kala itu, akhirnya acara tersebut sukses digelar dan berhasil mengumpulkan dana untuk memesan Buku Braille dan tongkat putih yang disumbangkan semuanya ke Perhimpunan Tuna Netra Indonesia. Tak tanggung-tanggung, tongkat putih itupun dipesan langsung dari Malaysia, karena di Indonesia saat itu belum ada.
Kini setelah memasuki usia 41 tahun, tak terhitung sudah berapa banyak Acara dan Bakti Sosial yang digalang oleh Lions Clubs Jakarta Metropolitan untuk peduli pada sesama anak bangsa. Dari mulai membangun Puskesmas Di Jakarta Utara, sumbangan 2 buah ambulans ke RS. Mata AINI, menyumbang 7 mesin cuci darah ke RS. Sumber Waras, RS. Islam Medan sampai pemberian ratusan beasiswa bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Sekarang setelah dirinya sudah tidak aktif lagi di organisasi sosial tersebut, Julius Murty berharap di masa depan, Lions Clubs Jakarta Metropolitan akan bisa lebih peduli pada sesama karena Lions Clubs memang didirikan untuk misi sosial, solidaritas membantu sesama yang kurang mampu, seperti cita-cita para pendirinya.
0 comments:
Post a Comment